Jumat, 29 Oktober 2010

KEDALAMAN NILAI BERSYUKUR

Syukur adalah kesanggupan mengapresiasikan secara positif berbagai kenikmatan dan kelapangan hidup. Syukur juga bisa difahami sebagai kemampuan berterimakasih setiap kali mendapatkan anugerah dalam wujud apapun.
Syukur pada Allah tidak cukup dengan ucapan dan kata-kata tetapi juga harus direalisasikan dalam bentuk amalan nyata, serta diwujudkan dalam pola hidup keseharian. Sebagai contoh orang kaya yang diberi kenikmatan oleh Allah berupa harta, mengapresiasikan rasa syukurnya dengan cara mentasyarufkan hartanya pada hal yang diperintahkan agama. Membantu orang yang membutuhkan santunan, shodaqoh dan juga berzakat.
“Dan barang siapa yang bertakwa akan dijauhkan dari neraka. Dialah yang memberikan hartanya (di jalan Allah) untuk membersihkannya (atau zakatnya). Padahal dia tidak pernah mendapatkan nikmat yang perlu di balas (dari orang yang di beri). Dia hanya mencari ridho Tuhannya Yang Maha Tinggi dan kelak Allah rela.” (Q.S. Al-Lail:17-12).
Syukur kepada Allah merupakan bagian dari pengakuan terhadap kebaikan dan pemberian yang kita terima dari sisi_Nya, sebagai Tuhan pencipta segala makhluk dan alam semesta. Syukur dan pernyataan terima kasih merupakan suatu kewajiban yang patut dilakukan oleh orang-orang yang bermoral dan berakhlak luhur. Dengan syukur akan menjadikan nikmat pemberian dari sisi_Nya berlipat ganda dan bertambah-tambah hal ini sesuai janji_Nya dalam al_Qur’an ditegaskan: “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Aku akan menambah nikmat kepadamu, dan jika kamu mengingkari nikmat_Ku, maka sesungguhnya adzab_Ku sangat pedih.” (Q.S. Ibrohim:7).
Syukur kepada Allah yang menjadi kewajiban mutlak bagi umat manusia, selain membawa tambah nikmat dan karunia kepada kita, juga akan menjauhkan kita dari musibah, dan melindungi kita dari siksa_Nya. Dala kaitan ini Allah telah menegaskan “Mengapa Allah akan menyiksamu, jika kamu bersyukur dan beriman? Dan Allah adalah Maha Mensyukuri lagi Maha Mengetahui.” (Q.S.An-Nisa’:147).
Allah sama sekali tidak membutuhkan kesyukuran umat manusia, tidak membutuhkan pujian dari sisi mereka, serta Allah tidak rugi manakala nikmat yang telah dicurahkan diingkari. Kebaikan dan kegunaan syukur seseorang adalah untuk dirinya sendiri. Demikian pula keingkarannya, akibat yang ditimbulkannya akan diterima sendiri tatkala nikmat yang diberikan di ambil kembali oleh Allah, pada saat itu manusia baru merasa betapa nikmatnya karunianya. Dalam kaitan ini Allah telah menegaskan: “Dan barang siapa yang bersyukur, maka sesungguhnya dia bersyukur untuk kebaikan dirinya sendiri. Dan barang siapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia.” (Q.S. An-Naml: 40).
Bersyukur atas nikmat dan karunia_Nya akan membantu mensucikan jiwa seseorang, sarana mendekatkan diri pada Dzat Yang Maha Syukur, sehingga mendorong kita untuk menggunakan nikmat-nikmat itu sebaik-baiknya sesuai dengan pedoman yang telah dituntunkan Allah dan Rasul_Nya.

MAKNA KESABARAN

Dengan jalan sabar, yaitu dengan menanggung segala masyaqqah (kesusahan) dan segala kesukaran terhadap jiwa dari pada terhadap cobaannya, bagi mereka adalah kabar gembira  dengan segala nikmat yang di berikan-Nya  yaitu kesuksesan yang gemilang. “Dan sungguh Kami akan berikan cobaan kepadamu dengan sesuatu dari rasa takut, lapar, kurang harta, jiwa (kematiannya), dan buah-buahan. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar.” (Q.S. al_Baqarah: 155)
Kita diperintahkan untuk bersabar dalam tiga hal: (1)Bersabar dalam menunaikan segala fardu dan kewajiban. Inilah pendapat Ibn Abbas Muqatil. “Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan jalan sabar dan mengerjakan sembahyang. dan sesungguhnya sembahyang itu amatlah berat kecuali kepada orang-orang yang khusyuk. (Q.S. al-Baqarah ayat 45). (2)Bersabar dalam meninggalkan segala maksiat. Inilah pendapat Qatadah. Menurut as-Syaukani melalui tafsirnya, Fath al-Qadir berkata: “Yang dimaksud sabar, ialah kamu mintalah pertolongan dengan menghalang jiwamu dari pada mengikut nafsu syahwat dan hanya melakukan ketaatan, di samping menghalang dari pada terkena perkara yang menyakitkan.” (3)Bersabar dengan tidak berebut jawatan. Ia ditujukan kepada Ahli Kitab.
Di dalam ibadah puasa misalnya, terdapat tiga macam kesabaran:
(1)Sabar menunaikan kewajiban Allah (puasa fardhu). (2)Sabar dari pada melakukan maksiat kepada-Nya. Ini karena orang yang berpuasa meninggalkan syahwatnya karena Allah, sesuai dengan maksud hadis yang menegaskan, “Bahwa tiap-tiap amal anak Adam adalah baginya, kecuali puasa. Karena sesungguhnya puasa adalah bagi-Ku dan Akulah pula yang akan membalasnya. Karena dia meninggalkan syahwatnya, makanannya dan minumannya karena Aku.” (3)Sabar atas segala takdir kesusahan lapar dan dahaga selama puasa. Dan karena ini Rasulullah s.a.w. menamakan bulan puasa sebagai `bulan sabar’.
As-Sabr kata Rasulullah saw. adalah dhiya’, seperti sinaran yang menyuluh jalan yang akan ditempuh. Bagaimana sulit sekalipun, jalan itu akan dapat dilalui dengan sabar. Sabar dalam menempuh sesuatu yang sukar. Sabar yang terpuji adalah sabar mengerjakan taat kepada Allah, menjauhi segala maksiat yang dilarang-Nya dan sabar atas segala takdir-Nya. Tetapi antara sifat sabar itu, maka sifat sabar karena mengerjakannya dengan taat dan meninggalkan maksiat adalah sabar yang lebih utama. Ia lebih utama dari pada sabar atas segala takdir yang amat susah dan menggelisahkan perasaan, sebagaimana yang diterangkan dalam hadits Saidina Ali :
 “Sesungguhnya sabar atas sesuatu maksiat dituliskan karenanya untuk seorang hamba sebanyak tiga ratus derajat. Dan sesungguhnya sabar atas sesuatu ketaatan dituliskan kerananya enam ratus derajat, dan sesungguhnya sabar (menahan diri) dari pada segala maksiat dituliskan kepadanya sembilan ratus derajat.” (Hadis marfu’ dengan sanad yang daif).
Semoga Allah menggolongkan kita semua termasuk di kalangan orang-orang mukmin yang bersifat meminta tolong dengan sabar, menunaikan kewajiban dengan sabar dan termasuk orang yang sabar atas cobaan_Nya. Aamin

Rabu, 27 Oktober 2010

lembutkan Hatimu Dengan Mengingat Mati

Februari 21, 2007 pada 10:34 pm (Prosa Kehidupan, Religion, islam)
Saudaraku yang mengharap ridho Allah Subhanahu wa Ta’ala, Sesungguhnya kehidupan dunia ini adalah sebuah perjalanan panjang menuju negeri keabadian.
Semoga kita digolongkan ke dalam orang-orang yang sadar dan mengerti harus bagaimana menjalani hidup ini agar terhindar dari kehidupan yang sia-sia dan tanpa makna.

Perjalanan ke sebuah negeri yang tiada akhirnya. Ingatlah wahai saudaraku perbekalan yang terbaik adalah ketakwaan kita (watazawwadu fainna khoirozzaadittaqwa) QS. 2:198. Yakni dengan amal shaleh yang ikhlas dan mutaaba’ah (sesuai sunnah Rasulullah u) yang menyertaimu ketika meninggalkan dunia ini untuk menghadap Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam kematian yang pasti.
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati….” (QS. Al-Imran :185)
Memang wahai saudaraku. Perjalanan ini adalah menuju akhirat. Suatu perjalanan yang kita mohon kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala agar berakhir pada kenikmatan surga. Bukan neraka. Karena keagungan perjalanan menuju hari akhir inilah Rasulullah  bersabda:
“Seandainya kalian mengetahui apa yang kuketahui, niscaya kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis.” (Mutaffaqun ‘alaih)
maksudnya, jika kita mengetahui hakekat ajal yang akan menjemput kita dan kedahsyatan alam kubur, kegelapan hari kiamat dan segala kesedihannya, shirot (titian) dan segala rintangannya, surga dengan segala kenikmatannya, niscaya akan memberikan motivasi kepada kita untuk mengadakan perubahan. Berubah dari kefasikan dan kekafiran menjadi keimanan, dari kemunafikan menjadi istiqamah, dari keraguan menjadi keyakinan, dari kesombongan menjadi ketawadhu’an, dari rakus menjadi rasa syukur dan sederhana, dari pemarah dan pendendam menjadi kasih sayang dan memaafkan, dari kelicikan dan kesewenangan menjadi kejujuran dan keadilan, dari kedustaan menjadi kebenaran. Jadi, perubahan diri dari sifat dan watak syaithoni dan hewani, menjadi insan Islami harus segera di mulai.
Akan tetapi kita sering lupa atau berpura-pura lupa dengan perjalanan panjang tersebut, bahkan malah memilih dunia dengan segala perangkatnya, kemewahan, kecantikan, kekayaan, kedudukan yang semua nilainya disisi Allah S.W.T, tidak lebih dari sehelai sayap nyamuk!
Wahai yang tertipu oleh dunia…..!
Wahai yang sedang berpaling dari Allah S.W.T…!
Wahai yang sedang lengah dari ketaatan kepada Rabb-nya…!
Wahai yang nafsunya selalu menolak nasehat!!
Wahai yang selalu berangan-angan panjang!!!
Tidakkah engkau mengetahui bahwa kamu akan segera meninggalkan duniamu dan duniamu pula akan meninggalkanmu?
Mana rumahmu yang megah?
Mana pakaianmu yang indah?
Mana aroma wewangianmu?
Mana para pembantu dan familimu?
Mana wajahmu yang cantik dan tampan?
Mana kulitmu yang halus?
Mana….?! Mana….?!
Saat itu ulat dan cacing mengoyak-ngoyak dan mencerai-beraikan seluruh tubuhmu ….?!
Bersegeralah bersimpuh di hadapan Rabbul Jalil, Allah S.W.T.
Lepaskan selimut kesombongan yang menghalangi dari rahmat dan maghfirah-Nya.
Kuberikan khabar gembira bagi yang berdosa, lalai dan berlebih-lebihan, agar segera berhenti dari perbuatan kemaksiatannya itu.
Saudaraku yang tercinta, siapakah diantara kita yang tak berdosa,
siapa diantara kita yang tidak bersalah kepada Tuhannya? Sama sekali tidak ada, seharipun kita tidak bisa seperti malaikat yang selalu taat dan tidak berbuat maksiat sedikitpun.
Datangilah masjid dan beribadahlah di dalamnya,
tegakkanlah shalat lima waktu,
puasalah di bulan Ramadhan,
tunaikan haji jika engkau telah mampu,
zakatilah harta dan jiwamu,
bimbinglah anak-anakmu dengan Al-Islam,
jauhkan dirimu dan keluargamu dari bacaan/majalah/tabloid porno.
Insyafilah semua dosa-dosa, serta ingatlah ….
Pintu taubat masih terbuka lebar untukmu, rahmat dan maghfirah Allah S.W.T sangatlah luas, lebih luas dari lautan dosa. Ketahuilah bahwa Allah Y sangat senang dengan taubatmu.
Ingatlah firman Allah s.W.T:
“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan mensucikan hatinya.”
Rasulullah u menyampaikan satu nasehat yang mana satu nasehat ini cukup untuk menasehati setiap manusia:
“Cukuplah dengan adanya kematian sebagai penasehat (bagi kita).”
Saudaraku….,
Renungkanlah baik-baik risalah ini dengan pena kerinduan dan tinta air mata.
Kembalilah kepada Allah Y dan Rasul-Nya u dengan manhaj (cara) yang benar.
Kerjakanlah apa yang telah diperintahkan-Nya dan sekuat-kuatnya untuk menjauhi larangan-Nya. Berusahalah untuk memelihara ketundukan, tawadhu’ dan syukur atas nikmat-Nya yang akan mengajakmu menuju pintu ketenangan dan kebahagiaan.
Berhiaslah dengan amal shaleh dan keindahan akhlaqul karimah.
Semuanya akan mempertanggungjawabkan amalannya sendiri-sendiri, maka beramal-lah!
Allah Y berfirman:
“Maka barangsiapa beramal seberat biji sawi dari kebaikan, niscaya akan melihat ganjarannya. Dan barangsiapa beramal seberat biji sawi dari kemaksiatan, niscaya akan melihat siksanya.” (Az-Zalzalah: 7-8) Wallahu a’lam.

Satu Jam Untuk kebahagiaan Dunia Akhirat

Februari 21, 2007 pada 9:55 pm (Religion)
Manusia selalu berada di antara hidayah Allah dan tipu daya syaithan.
Kelengahan sedikit saja, syaithan akan bisa menjermusukan seseorang ke dalam lembah yang akan menyia-nyiakan bahkan merusak hidup seseorang.
Berikut ini adalah 7 amal penting yang akan menjamin seseorang terhindar dari kondisi negatif itu. Dengan melakukan 7 program ini, seseorang akan diampuni dosanya, dilindungi dari fitnah kubur, dibangunkan rumah di surga, dikabulkan do’anya, dilindungi dari kefakiran, dicukupi kebutuhannya, dibebaskan dari perasaan gelisah.
Uniknya lagi, semua hal itu dapat diperoleh hanya dengan membutuhkan waktu kurang lebih 60 menit atau 1 jam saja.

1.      Melakukan 12 rakaat sunnah rawatib. 

Yakni, 2 rakaat sebelum subuh, 4 rakaat sebelum zuhur, 2 rakaat bada zuhur, 2 rakaat setelah maghrib, dan 2 rakaat setelah isya. Manfaat yang diharapkan: Allah akan membangunkan sebuah rumah di surga bagi orang yang senantiasa melakukannya. Dalil : Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa yang solat dalam satu hari sebanyak 12 rakaat, sunnah, Allah akan bangunkan baginya rumah di surga.” (HR Muslim)

2.      Sholat dua rakaat tahajjud. 

Faidah yang diharapkan: Dikabulkannya do’a, diampunkannya dosa, dan dicukupi Allah kebutuhannya. Dalil: Sabda Rasulullah saw, “Allah sw turun setiap malam ke langit dunia, di saat sepertiga malam terakhir dan mengatakan, “Siapa yang berdo’a kepadaku, pasti aku kabulkan. Siapa yang meminta padaku,pasti aku berikan, dan siapa yang memohon ampun padaku, pasti aku ampuni. (HR. Bukhari)

3.      Melakukan sholat duha 2 raka’at, 4 rakaat atau 8 rakaat. 

Manfaat yang diharapkan: Bernilai shadaqah dari seluruh persendian tulang. Dalil: Rasulullah saw bersabda, “Setiap persendian kalian adalah sadakah, setiap tasbih adalah sadakah, setiap tahmid adalah sadakah, setiap tahlil adalah adakah, setiap takbir adalah sadakah, setiap anjuran pada kebaikan adalah sadakah, setiap larangan dari yang mungkar adalah sadakah, dan semuanya akan mendapat ganjaran yang sama dengan melakukan shalat dua rakaat dari shalat duha.
 
4.      Membaca surat Al Mulk. 

Manfaat yang diharapkan: Diselamatkan dari adzab kubur. Dalil : Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya ada salah satu surat dri Al Qur`an yang terdiri dari 30 ayat. Ia akan memberi syafaat pada seseorang dengan pengampunan dosa. Yaitu surat “tabarakallazi biyadihil mulk.” (HR Turmudzi dan Ahmad. Turmudzi mengatakan, ini adalah hadits hasan)

5.      Mengatakan : Laailaaha illallah wah dahu laa syarikalah, lahul mulku wa lahul hamdu, wa hua ala kulli syai’in qadir dalam satu hari seratus kali. 

Manfaat yang diharapkan: Terpelihara dari gangguan syaitan selama satu hari, dihapuskan 100 kesalahan dan memperoleh 100 kebaikan. Dalil : Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa yang mengatakan “Laa ilaaha illallah wah dahuu laa syariikalah, lahul mulku wa lahul hamdu, wa huwa ala kulli syai’in qadiir”, maka ia akan mendapat pahala seperti membebaskan 10 budak, ditulis baginya 100 kebaikan, dihapuskan 100 kesalahannya, dan ia akan terpelihara dari syaitan pada hari itu sampai sore, dan tidak ada seorangpun yang lebih baik dari apa yang ia peroleh dari hari itu, kecuali ada orang yang beramal lebih dari itu.”
6.      Shalawat atas Nabi Muhammad saw sebanyak 100 kali. 

Faidah yang diharapkan: Bebas dari bakhil dan mendapat balasan shalawat dari Allah swt. Dalil: Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa yang bershalawat atas diri saya maka Allah akan mendo’akannya sebanyak sepuluh kali.” (HR. Muslim)Hadits Rasulullah saw: Orang yang bakhil adalah orang yang bila namaku disebut di hadapannya, kemudian ia tidak bershalawat kepadaku. (HR Turmudzi) 

7.      Mengatakan Subhanallah wa bihamdihi, subhanallahil aziim. 

Faidah yang diharapkan: Ditanamkan di surga untuk yang melakukannya 100 batang pohon. Dalil: Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa yang melazimkan istighfar, maka Allah akan memberikan padanya jalankeluar di setiap kesempitan, penyelesaian dari setiap kegundahan, dan diberikan rizki dari sesuatu yang tidak diduga-duga. (HR. Abu Daud, Ibnu Majah, dan Hakim) Selain tujuh amalan di atas, tentu saja kita harus mengerti bahwa iman dalam Islam bukanlah sekedar sholat,dzikir dan bacaan Al Quran, tapi mencakup perbuatan dan prilaku kita dalam berhubungan sesama manusia. Rasulullah menyebutkan, “Senyum anda kepada saudara anda adalah shadakah, danperintah kepada yang ma’ruf serta larangan dari yang mungkar itu shadakah, petunjukmu pada seorang asing yang tersesat itu sedekah, engkau menuntun orang yang sulit melihat itu shadakah, menyingkirkan batu dan duri dari jalan itu adalah sadakah, dan engkau membantu mengambilkan air untuk sahdaramu itu adalah sedekah.” Hadits riwayat Turmudzi ini menunjukkan bahwa kebaikan seorang muslim, selain ditunjang oleh kebaikan bathinnya juga harus diimplementasikan dalam kebaikannya dalam berhubungan dengan lingkungan sosialnya.(eramuslim.com )

Selasa, 26 Oktober 2010

its all about bussiness

Periksalah Apakah Rencana Anda Sudah Termasuk Faktor-fakor Penting Yang Akan Menghasilkan Sebuah Bisnis Berhasil
Kesaksian
R.D. McDonnell
Arsitek
“Anda akan segala persoalan yang mungkin tidak Anda lakukan kecuali apabila ditulis di atas kertas”.
Transkripsi - html
  • Konsep bisnis yang sehat. Kesalahan paling umum yang dibuat oleh pengusaha adalah gagal memilih bisnis yang tepat sejak awal. Cara terbaik untuk mempelajari tentang bisnis yang prospektif adalah dengan bekerja untuk orang lain di dalam bisnis tersebut sebelum Anda memulai bisnis Anda sendiri. Mungkin terdapat kesenjangan yang sangat lebar antara konsep Anda tentang bisnis yang bagus dengan kenyataan di lapangan.
  • Memahami pasar Anda. Cara yang baik untuk menguji pemahaman Anda adalah dengan menguji pasar produk atau jasa sebelum Anda memulai bisnis. Anda berpikir memiliki layang-layang yang hebat yang akan menarik imajinasi para pemain layang-layang di seluruh dunia? Jika ya, cobalah membuat sendiri layang-layang dengan tangan dan menjualnya terlebih dahulu.
  • Sebuah industri yang sehat, tumbuh dan stabil. Ingatlah bahwa sebagian penemuan besar sepanjang masa, seperti pesawat dan mobil, tidak memberikan manfaat ekonomi bagi banyak orang yang berusaha mengeksploitasi beberapa kemajuan besar ini. Misalnya, pendapatan kumulatif semua perusahaan penerbangan sejak Wilbur Wright menerbangkan pesawat pertama ternyata kurang dari nihil. (Kerugian perusahaan penerbangan menderita lebih besar dari keuntungan.) Keberhasilan datang pada mereka yang menemukan bisnis dengan ekonomi yang bagus dan tidak selalu dari penemuan atau kemajuan besar bagi manusia.
  • Manajemen yang berkemampuan. Carilah orang-orang yang Anda sukai dan kagumi, memiliki nilai etika yang bagus, memiliki ketrampilan tambahan, dan lebih cerdas daripada Anda. Rencanakan untuk mempekerjakan orang-orang yang memiliki ketrampilan yang kurang Anda miliki. Tentukan kemampuan unik Anda dan carilah orang lain yang dapat mengubah kelemahan Anda menjadi kekuatan.
  • Pengendalian keuangan yang berkemampuan. Kelak Anda akan belajar tentang pentingnya menjadi orang yang mampu menangani akuntansi, perangkat lunak komputer, dan manajemen arus kas. Kebanyakan pengusaha tidak memiliki latar belakang akuntansi dan harus kembali ke sekolah untuk belajar kecakapan ini. Apakah Anda akan mempertaruhkan simpanan Anda dalam sebuah permainan dimana Anda tidak tahu apakah akan menang atau tidak? Banyak orang yang keliru melakukannya di dalam bisnis di sepanjang masa.
  • Fokus bisnis yang konsisten. Apabila Anda sedang berpikir tentang berbagai produk atau jasa tertentu, maka Anda akan menjumpai bahwa spesialis akan melakukannya secara lebih baik daripada yang bukan spesialis. Bidiklah dengan tepat kearah sesuatu yang bisa Anda kerjakan dengan baik sehingga Anda tidak usah bersaing dengan orang lain yang memasang harga lebih rendah.

Senin, 25 Oktober 2010

Tips Praktis Mengatasi anak Susah Makan









Tips Praktis Mengatasi anak Susah Makan
By Luluk Lely Soraya
Wednesday, 31-October-2007, 14:30:57 63772 clicks Send this story to a friend Printable Version Langganan Artikel Pitoyo Dotcom

Problema sulit makan ini dialami anak di usia balita. Umumnya mulai ditemui pada usia anak 1-4 th. Banyak hal yang menyebabkan anak susah makan. Karena bagi anak, saat makan itu bukan hanya pemenuhan gizi tetapi juga saat penuh tantangan, rasa ingin tahu, berlatih, belajar, dsb.

Click to view another photos...

Berikut sekilas bahasan penyebab anak susah makan & tips singkat mengatasinya :

1. Bosan dengan menu makan ataupun penyajian makanan.
Menu makan saat bayi (> 6 bl) yg itu-itu saja akan membuat anak bosan dan malas makan. Belum lagi cara penyajian makanan yg campur aduk antara lauk pauk spt makanan diblender jadi satu. Sama spt
orang dewasa, kalau kita makan dg menu yg sama tiap hari dan disajikan dg campur aduk, pasti akan malas makan. Begitu juga dg pengenalan makanan kasar.

Tips : Tentu saja variasikan menu makan anak. Jika perlu buat menu makan anak min. selama 1 minggu utk mempermudah ibu mengatur variasi makanan. Jadi tergantung pinter-pinter- nya ibu memberikan makanan bervariasi. Spt kalau anak gak mau nasi, kan bisa diganti dg roti, makaroni, pasta, bakmi, dsb. Penyajian makanan yg menarik juga penting sekali. Jangan campur adukkan makanan. Pisahkan nasi dg lauk pauknya. Hias dg aneka warna & bentuk. Jika perlu cetak makanan dg cetakan kue yg lucu.

2. Memakan cemilan padat kalori menjelang jam makan , sehingga anak tidak merasa lapar. Seperti permen, minuman ringan, coklat, hingga snack ber-MSG, dsb. Akibatnya ketika jam makan tiba anak sudah kekenyangan.

Tips : Atur makanan selingan atau cemilan jauh sebelum waktu
makan tiba. Beri juga cemilan yang sehat spt potongan buah, sayur
kukus, keju, yoghurt, es krim, cake buatan ibu, dsb.

3. Minum susu terlalu banyak
Susu di banyak keluarga dianggap sebagai makanan dewa yang bisa menggantikan makanan utama spt nasi, sayur & lauk pauknya Orangtua cenderung kurang sabar memberikan makanan kasar. Atau orang tua sering takut anaknya kelaparan, sehingga makanan diganti dengan susu..Akhirnya, daripada perut si anak tidak kemasukan makanan, diberikan saja susu berlebihan. Padahal setelah anak berusia 1th, kehadiran susu dalam menu sehari-hari bukanlah hal wajib. Secara gizi, susu hanya untuk memenuhi kebutuhan kalsium dan fosfor saja. Kan kalsium dan fosfor ini dengan mudah kita dapatkan
dalam ikan-ikanan, sayur & buah.

Tips : Kurangi susu ! Di atas usia 1 tahun kebutuhan susu hanya 2 gelas sehari. Mulailah melatih anak dg berbagai jenis makanan. Ubah pola pikir orangtua.

4. Terpengaruh kebiasaan orang tuanya.
Anak suka meniru apa yang dilakukan oleh anggota keluarga lainnya, terutama orang tuanya. Banyak perilaku yg dilakukan ortunya ygmempengaruhi perilaku makan anak. Mis. anak yang tumbuh dalam
lingkungan keluarga yang malas makan (ex. diet), akan mengembangkan perilaku malas makan juga. Perilaku lainnya, sering kita jumpai orang tua masih menyuapi anak yang sudah kelas V SD. Akibatnya anak gak terlatih untuk bisa makan sendiri. Perilaku makan yang kurang pas juga spt kebiasaan ortu ketika menenangkan anak yg sedang rewel dengan cara membelikan jajanan yang padat kalori (permen, minuman ringan, coklat, dsb.). Akibatnya anak kekenyangan & malas makan.

Tips :
Perhatikan & ubah kebiasaan & perilaku orang tua kapanpun, termasuk perilaku makan. Ingat, anak merekam, belajar & menerapkan semua hal yg ia dapat dari lingk sekitarnya, terutama ortunya. Biarkan anak mencoba memakan makanan sendiri sejak dini, tanpa disuapi. Gak perlu takut berantakan. Feeding is about learning.

5. Munculnya sikap negativistik รจ fase normal yg dilewati tiap anak.
Pada usia >2 th, anak sering membangkang / tidak mau patuh. Saat makan tiba, anak terkadang bilang gak mau, makanannya suka dilepeh atau dilempar, dsb. Ini disebut sikap negativistik. Sikap negativistik merupakan fase normal yg dilalui tiap anak usia balita. Sikap ini juga suatu bagian dari tahapan perkembangannya untuk menunjukkan keinginan untuk independent . Jadi batita umumnya ditandai dengan AKU, artinya segala sesuatunya harus berasal dari AKU bukan dari orang lain; intinya power. Nah banyak ortu yg gak memahami hal ini, sehingga lantaran khawatir kecukupan gizi anak tidak terpenuhi, orang tua biasanya makin keras memaksa anaknya makan. Ada ortu yg mengancam anaknya bahkan memukul. Cara2 tsb harus dihindari.

Justru semakin anak pd usia ini dipaksa, justru akan makin melawan (sebagai wujud negativistiknya) . Realisasinya apalagi kalau bukan penolakan terhadap makanan. Bisa dimaklumi kalau ada orang yang
sampai dewasa emoh makan nasi atau sama sekali tak menyentuh daging. Bisa jadi sewaktu masih kecil yang bersangkutan sempat mengalami trauma akibat perlakuan orang tuanya yang selalu memberinya makan secara paksa.

Tips : Pahami kondisi anak dg baik. Jadilah ortu yg otoritatif. Artinya bersikap tidak memaksa, tetapi juga tidak membiarkan begitu saja. Bina komunikasi yg baik dg anak. Bersabarlah menghadapi anak.
Kan rumah adalah madrasah pertama & utama bagi anak.

6. Anak sedang sakit / sedih
Anak tidak mau makan dapat juga disebabkan krn anak sedang sakit atau sedang sedih. Kalau semula anak terlihat aktif, riang dan cerewet, maka di kala sakit ia lebih suka diam dan terlihat malas-malasan.

Tips : Kembali pada konsep bina komunikasi yg baik. Jangan paksakan anak kalau gakmau makan. Beri makanan ringan yg padat kalori, spt makaroni skutel, dsb.

Yg jelas dan perlu diingat baik2 oleh tiap ortu adalah, seberapapun anak gak mau / susah makan, ia tidak akan membiarkan dirinya kelaparan ! Selama mentalnya sehat. Artinya, begitu ia kelaparan, maka ia akan makan.

Tetap kreatif mengolah & menyajikan makanan, bina komunikasi yg baik, terus belajar menjadi ortu & memahami kondisi anak, dan bersabar.


Luluk Lely Soraya
Ditulis bebas & dirangkum dari berbagai sumber.
sumber : milis SEHAT

Cara Islam Mengatasi Krisis Ekonomi

Amerika krisis, dunia juga krisis. Aneh memang, tapi begitulah adanya. Hancurnya perekonomian negara adidaya tersebut berimbas bukan dalam negeri mereka saja, negara lain juga merasakan pahitnya. Entah sampai berapa lama krisis ini akan berlangsung. Yang pasti selama krisis ini belum bisa diatasi, maka negara-negara berkembanglah yang paling menderita. Pasalnya, jumlah manusia dengan usia bekerja terus bertambah namun lapangan pekerjaan terbatas. Alih-alih ingin membangun perusahaan baru, yang sudah ada aja telah mengurangi karyawannya.

Banyak pengamat mengatakan, krisis moneter kali ini merupakan peluang ekonomi syariah untuk tampil sebagai lokomotif. Apalagi di eraglobalisasi seperti sekarang, apa yang disebut pasar bebas membuka peluang bagi sistem ekonomi syariah baik yang berbentuk finance maupun trading bisa lebih berani melakukan ekspansi. Sebab perekonomian dibidang sektor ril lebih aman dan menjanjikan.
Saya tidak bicara soal ekonomi islam. Sebab ekonomi islam perbankan syariah kah ia atau yang lain, lebih banyak digeluti oleh orang-orang yang mempunyai kemampuan dalam mengelolahnya. Bagi mereka-mereka ini, pastilah sudah memahami benar tentang konsep syariah yang akan diberlakukan. Tinggal mereka mulai merealisasikan. Dengan begitu mereka turut andil dalam menyelesaikan krisis moneter. Khususnya yang terjadi di negara kita.
Tentu kita sebagai anak bangsa, apapun statusnya, juga punya andil yang sama. Krisis bukan masalah orang miskin saja. Karena sebenarnya orang kaya juga bertanggung jawab. Dan yang paling bertanggung jawab disini adalah alim Ulama, tuan guru, mahasiswa dan semua umat islam. Kitalah yang seharusnya saling memberitahu, dan saling menasehati agar bisa keluar dari kondisi kering duit ini.
Bagaimana mungkin, masyarakat yang mayoritas muslim dengan penduduk lebih dua ratus jiwa, kebingungan menghadapi krisis. Tingginya manusia dengan usia kerja dan terbatasnya lapangan pekerjaan, ditambah lagi pengangguran akibat PHK, mengharuskan kita untuk merapatkan barisan dalam bingkai ukhuwah. Juga memulai menjalankan apa yang ditawarkan Islam sebagai solusi kemiskinan.
Dalam salah satu bukunya yang berjudul “ Musykilat al Faqr wa Kaifa ‘Alajaha al Islam”, Dr.Qaradawi memaparkan secara gamblang gagasan konkrit bagaimana Islam memandang kemiskinan. Secara umum ada enam cara yang bisa dilakukan untuk mengurangi angka kemiskinan. Dan ini layak untuk diterapkan dalam kondisi
Pertama; Kerja
Ini cara paling umum yang dilakukan kebanyakan orang untuk meningkatkan taraf hidup. Orang bisa kaya karena ia bekerja. Semakin optimal kerjanya maka semakin besar pemasukannya. Hanya saja, jika kondisinya seperti ini, kebanyakan masyarakat kita bekerja sebagai pegawai, tentu menjadi kendala. Bagi mereka yang “dirumahkan” serasa putus harapan. Kebutuhan hidup yang begitu tinggi, dan sangat terbatasnya lapangan pekerjaan, membuat mereka hanya bisa pasrah diam dirumah.
Putus hubungan kerja bukan kiamat. Karena kita masih diberikan kesempatan untuk memakmurkan bumi. Dan kalau diterjemahkan dalam bahasa ekonomi, kesempatan ini menyuruh kita agar mengembangkan jiwa entrepreneur. Tuntutan agar kita lihai megelola bumi ini sampai menghasilkan uang. (Al a’raf:10 dan Al Isra’:70)
Cobalah berjalan ke pasar, perhatikan toko-toko yang ada lalu catat. Lihat kembali catatan itu, lalu tentukan satu jenis usaha yang bisa ditiru. Dan mulailah dengan bismillah. Insya Allah, keuangan anda akan menjadi lebih baik.
Kedua; Memberdayakan sanak famili
Cara ini semacam asas manfaat. Bagi anda yang memiliki sanak famili banyak, beruntunglah. Sebab pada dasarnya ikatan emosional keluarga lebih kental dari yang lain. Oleh karenanya disini diberlakukan kewajiban memberi nafkah bagi anggota keluarga yang mampu kepada yang tidak mampu.
Mungkin kita mengira yang wajib dinafkahi dalam hidup hanya keluarga (suami, isteri, anak-anak). Sebenarnya, Islam memerintahkan untuk berbuat baik (memberi nafkah) pada orang-orang yang masih ada hubungan darah. (Al isra:26 dan Ar rum:38). Perintah itu juga dijelaskan dalam hadis sebagai salah satu indikasi keimanan seseorang. Kalau kita benar beriman, maka hendaknya sering silaturahmi.
Masalahnya, kita sering silaturahmi, tapi hanya sekedar temu kangen. Padahal diantara tujuan silaturahmi itu untuk mengetahui kondisi orang yang kita kunjungi. Bagaimana kesehatannya, cukupkan kebutuhan sehari-harinya dan lain sebgainya.
Dari sinilah bisa difahami, bagi kita yang berkecukupan seringlah bersilaturahmi. Siapa tahu diantara sanak famili kita membutuhkan pertolongan. Dan sebagian harta kita itu adalah hak mereka. Dan bagi kita yang membutuhkan tidak perlu pula enggan bersilaturahmi. Karena kewajiban mereka lah membantu sesema keluarga. Karena rasul juga menyebutkan paman, bibi, kakek, nenek, setelah ibu , bapak , adik dan kakak. Sepanjang masih memiliki garis keturunan dari bapak atau ibu, maka kita diperintahkan untuk memberikan bantuan.
Ketiga; Mengoptimalkan sumber daya Zakat
Semua tahu zakat itu wajib. Bahkan masa sahabat, Abu bakar sempat mengirim pasukan kedaerah yang penduduknya tidak membayar zakat. Beliau berjanji; akan memerangi orang islam yang mendirikan shalat tapi tidak membayar zakat. Karena zakat salah satu devisa negara ketika itu. Sampai-sampai pada masa Khalifah Umar bin Abdul aziz tidak ditemukan lagi orang miskin karena zakat telah berjalan maksimal.
Dalam kondisi sekarang, justru zakat memiliki fungsi yang besar. Untuk mengimbangi kemiskinan yang terus bertambah, kini lembaga zakat harus lebih giat mengumpulkan zakat. Bukan cuma zakat fitrah, kalau bisa semua jenis zakat harta juga dikumpulkan.
Dari sini, peran ulama dibutuhkan. Bagi mereka yang faham tentang zakat, bisa membentuk badan amil layaknya amil zakat fitrah menjelang Idul fitri. Andai ini diterapkan di setiap daerah, dengan berkoordinasi oleh Pemda setempat, insya Allah warga yang ekonominya lemah bisa tercukupkan.
Keempat; Memberikan subsidi dari kas negara
Negara adalah rumah tangga rakyat. Layaknya sebuah rumah tangga, seorang kepala rumah tangga harus menunaikan kewajibannya dalam membei nafkah. Masyarakat adalah anggota keluarga, dan pemerintah adalah orang tuanya. Tentu orang tua yang baik selalu tanggap pada apa yang dibutuhkan anggota keluarganya. Dan negara yang baik akan cepat tanggap memberikan bantuan dana kepada rakyatnya.
Kelima; Menyalurkan hak harta selain zakat
Harta yang kita miliki, jika berlibih maka ada hak orang lain didalamnya. Diantara sara penyaluran hak ini biasa diterapkan dalam bentuk zakat. Akan tetapi zakan bukan satu-satunya cara menyalurkan hak itu. Selain zakat ada jua cara lain; berbuat baik kepada tetangga, hewan qurban, kafarat (denda) orang yang melanggar sumpah, kafarat zihar, fidyah.
Semua penyaluran tersebut kalau diorganisr dengan baik pasti sangat berguna. Kalau ada instansi pengumpul harta-harta yang disebutkan tadi, itu akan menjadi income suatu daerah. Dan dari sini bisa digunakan untuk membantu warga yang membutuhkan.
Keenam; memberdayakan shadaqah dan wakaf
Kedua hal ini memiliki potensi yang lumayan besar. Jika masyarakat memiliki kesadaran yang tinggi terhadap shadaqah dan wakaf, akan terkumpul dana-dana kebajikan. Selanjutnya dana tersebut bisa dijadikan modal untuk usaha-usaha yang menghasilkan profit. Khususnya wakaf tunai, sistem ini menawarkan pada pelakunya bukan hanya pahala yang terus menerus (prinsip amal jariah) bahkan, harta yang dijadikan modal juga bisa diperoleh kembali dalam kurun waktu yang ditentukan.
Enam cara ini patut kita coba. Khusus dua cara terakhir diperlukan manajemen yang baik serta pengorganisiran yang bagus. Sebab cara tersebut masih tergolong jarang atau tidak pernah ada di lingkungan kita. Di sini para alim ulama dituntut untuk menanamkan pemahaman yang dalam kepada masyarakat berkenaan hal tersebut. Cara-cara di atas layaknya sebuah produk yang ingin dijual. Maka darri segi marketing, ulama lah yang bertugas memasarkannya. Agar cara-cara tersebut bisa optimal berjalan.